RSS
Container Icon

Madrasah Diniyah At-Taqwa

Bolehlah disebut demikian, karena memang yang mengaji disini adalah anak-anak (mayoritas balita). Ide berdirinya madrasah ini berawal dari beberapa niatan Ibu-ibu, diantaranya Bu Ali, Bu Tri dan lain-lain untuk mengadakan pendidikan mengaji atau sekolah sore dilingkungan RT.29 RW.14. Ditambah harapan dari RT sendiri untuk menyalurkan kegiatan anak-anak atau Ibu-ibu di sore hari, dibandingkan menghabiskan waktu untuk ngerumpi ngomong ngalor ngidul gak jelas jluntrungnya yang ujungnya ngrasanin tetangga (bukan suudhon lho). :)


Berangkat dari TK Permata Khair pada mulanya diadakan sebelum Musholla berdiri, lambat laun santri kecil ini bertambah. Tidak hanya anak-anak lingkungan RT sendiri tetapi juga RT lain baik dari Blok G besar ataupun Blok H. Untuk yang senior pendidikan diselenggarakan di TK, sementara yang masih banyak mainnya ini di Musholla. Tidak mengapa demikian adanya karena memang anak-anak.

Sore tadi kebetulan main sebentar ke Musholla karena ada perlu, jadinya bisa sedikit tahu didalam itu seperti apa. Tidak jauh beda dengan saya dulu, ternyata diajarkan cara membaca arab atau juz amma. Walaupun sekarang sudah banyak metode dengan embel-embel cepat, metode seperti inipun masih layak dan memang menyesuikan kemampuan tenaga pengajarnya. Sekilas pandang tadi sekitar 16 anak mengaji disitu. Dari Putri, Rifka, Nasya, dan lain-lain karena saya gak hafal nama anak-anak, lebih hafal nama bapaknya :). Walaupun banyak yang bermain, tetap saya menulisnya mengaji karena memang di Musholla, dan ikut mengaji. Namanya anak kecil mau digimanain juga anak kecil, kalau anak gede yang main urusannya jadi lain.
Keihklasan, sukarela, pengorbanan dan kata-kata sejenis mungkin patut disematkan pada para pengajar disini. Saya tidak menyinggung istilah honor, spp dan lain-lain yang berbau dengan angka, karena tidak etis untuk dibicarakan apalagi ditulis disini.
Tanpa perlu fanatik kepaham yang manapun, belajar membaca dulu lebih penting dibanding mencari benar 'sendiri' dan men'sesatkan' yang lain. Biarlah anak-anak belajar dan bermain apa adanya dimasanya. Tinggal bagaimana ini santri gedenya.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 comments:

Post a Comment